Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Takeshi Inamata
Ekskavasi bangunan piramida yang juga mejadi observatorium Matahari tertua suku Maya di Ceibal, Guatemala.
ARIZONA, KOMPAS.com —
Arkeolog menemukan kompleks bangunan piramida Suku Maya yang berfungsi
sebagai tempat menjalankan ritual sekaligus observatorium Matahari.
Temuan dipublikasikan di jurnal Science, Kamis (25/4/2013).
Sisa-sisa bangunan tersebut ditemukan di situs bernama Ceibal, Guatemala. Penemuan ini memberi petunjuk bahwa awal mula peradaban Maya dan interaksinya dengan peradaban lainnya lebih kompleks dari yang diduga.
Bangunan ini ditemukan setelah ekskavasi selama 7 tahun. Penemuan bangunan tidak mudah. Daniela Triadan dari University of Arizona yang terlibat penelitian mengatakan, bangunan ini terpendam di kedalaman 7-18 meter di bawah permukaan tanah.
Struktur bangunan yang kali pertama ditemukan adalah sebuah aula yang terbagi menjadi bagian barat dan timur. Penanggalan karbon menunjukkan, bangunan ini dibangun sekitar tahun 1000 sebelum Masehi.
Arsitektur bangunan disebut "Group E Ensemble". Arsitektur bangunan tersebut berfungsi mendukung aktivitas menandai pergerakan semu tahunan Matahari. Cahaya Matahari jatuh di bagian tertentu pada bangunan.
Saat permulaan musim panas, Matahari akan jatuh pada penanda posisi Matahari di bagian paling utara bangunan. Sementara itu, pada permulaan musim semi dan gugur, cahaya Matahari akan jatuh di bagian tengah. Pada permulaan musim dingin, cahaya Matahari akan jatuh di bagian paling selatan.
Takeshi Inomata, antropolog dari University of Arizona, mengungkapkan bahwa bangunan Suku Maya ini memberi petunjuk tentang perkembangan peradaban Maya itu sendiri, terutama bagaimana Suku Maya berinteraksi dengan peradaban di sekitarnya.
Beririsan dengan Maya, berkembang pula peradaban Olmec. Sebelumnya, ilmuwan menduga bahwa Olmec memengaruhi peradaban Maya, salah satunya lewat bangunan ini. Namun, ternyata dugaan itu tidak tepat.
Menurut Inomata, bukan Olmec yang memengaruhi Maya ataupun sebaliknya. Namun, sekitar tahun 1000 SM, terjadi pergeseran sehingga tiap-tiap peradaban mengadopsi arsitektur bangunan dari peradaban sekitarnya.
"Kami mengatakan bahwa memang ada hubungan ini (antara Olmec dan Maya). Namun, kami mengatakan bahwa itu mungkin bukan hubungan searah," ungkap Inomata seperti dikutip Livescience, Kamis kemarin.
Triadan mengatakan, orang yang hidup di Ceibal pada masa itu telah memiliki ide bagaimana membangun sebuah perkampungan. Peralihan dari budaya berburu dan meramu menjadi pertanian pada orang Ceibal berlangsung cepat.
Berbeda dengan Olmec, dataran rendah tempat Maya berkembang kurang subur dan perairannya memiliki lebih sedikit ikan. Hal ini yang mungkin membuat Maya menebang banyak pohon di dataran rendah dan memulai pertanian lebih intensif. Bangunan piramida yang berfungsi sebagai observatorium ini mungkin mendukung aktivitas pertanian kala itu.
Sisa-sisa bangunan tersebut ditemukan di situs bernama Ceibal, Guatemala. Penemuan ini memberi petunjuk bahwa awal mula peradaban Maya dan interaksinya dengan peradaban lainnya lebih kompleks dari yang diduga.
Bangunan ini ditemukan setelah ekskavasi selama 7 tahun. Penemuan bangunan tidak mudah. Daniela Triadan dari University of Arizona yang terlibat penelitian mengatakan, bangunan ini terpendam di kedalaman 7-18 meter di bawah permukaan tanah.
Struktur bangunan yang kali pertama ditemukan adalah sebuah aula yang terbagi menjadi bagian barat dan timur. Penanggalan karbon menunjukkan, bangunan ini dibangun sekitar tahun 1000 sebelum Masehi.
Arsitektur bangunan disebut "Group E Ensemble". Arsitektur bangunan tersebut berfungsi mendukung aktivitas menandai pergerakan semu tahunan Matahari. Cahaya Matahari jatuh di bagian tertentu pada bangunan.
Saat permulaan musim panas, Matahari akan jatuh pada penanda posisi Matahari di bagian paling utara bangunan. Sementara itu, pada permulaan musim semi dan gugur, cahaya Matahari akan jatuh di bagian tengah. Pada permulaan musim dingin, cahaya Matahari akan jatuh di bagian paling selatan.
Takeshi Inomata, antropolog dari University of Arizona, mengungkapkan bahwa bangunan Suku Maya ini memberi petunjuk tentang perkembangan peradaban Maya itu sendiri, terutama bagaimana Suku Maya berinteraksi dengan peradaban di sekitarnya.
Beririsan dengan Maya, berkembang pula peradaban Olmec. Sebelumnya, ilmuwan menduga bahwa Olmec memengaruhi peradaban Maya, salah satunya lewat bangunan ini. Namun, ternyata dugaan itu tidak tepat.
Menurut Inomata, bukan Olmec yang memengaruhi Maya ataupun sebaliknya. Namun, sekitar tahun 1000 SM, terjadi pergeseran sehingga tiap-tiap peradaban mengadopsi arsitektur bangunan dari peradaban sekitarnya.
"Kami mengatakan bahwa memang ada hubungan ini (antara Olmec dan Maya). Namun, kami mengatakan bahwa itu mungkin bukan hubungan searah," ungkap Inomata seperti dikutip Livescience, Kamis kemarin.
Triadan mengatakan, orang yang hidup di Ceibal pada masa itu telah memiliki ide bagaimana membangun sebuah perkampungan. Peralihan dari budaya berburu dan meramu menjadi pertanian pada orang Ceibal berlangsung cepat.
Berbeda dengan Olmec, dataran rendah tempat Maya berkembang kurang subur dan perairannya memiliki lebih sedikit ikan. Hal ini yang mungkin membuat Maya menebang banyak pohon di dataran rendah dan memulai pertanian lebih intensif. Bangunan piramida yang berfungsi sebagai observatorium ini mungkin mendukung aktivitas pertanian kala itu.
Sumber :
Editor :
yunan